top of page

Hasrat Pamer Istri

Aku usia 43 tahun punya istri umur 35. Postur istriku tinggi proporsional lah. Cakep dan putih. Nah cerita dikit nih, soal aku. Aku sejak muda memang pemberontak, sekolah malas, padahal orang tua ya mampu, suka hal seni, semacam itulah. Akhirnya mengarahkan hidupku menjadi sekarang. Aku mencari makan dengan cara jual beli barang antik, kadang melukis juga. Orangtuaku cukup baik sehingga mereka membelikan aku rumah satu lagi untuk ku “acak acak” menjadi semacam “galeri. Ruang depan jadi galeri, ruang tengah ada kamar satu dan kamar mandi, lalu dapur. Halaman ku buat seni instalasi. Ada patung, ada kolam (yang banyak lumutnya daripada airnya), kandang kerbau untuk garasi. Ok, cukup soal aku. Sekarang cerita tentang temanku. Nah, aku itu punya teman sebut saja namanya Hendry. Bujang lapuk, umur mungkin seusia istriku. Tapi disamping menjadi manajer di perusahaan swasta, dia punya usaha jual beli mobil. Jadi ya untuk ukuran bujang, dia kaya lah. Hendry awalnya adalah pelanggan di galeryku. lama lama kami akrab dan akhirnya jadi semacam temen baik. Kadang juga jadi tempat pinjeman duit kalau dagangan ndak laku atau ada orang nawarin barang bagus. Hendry orangnya rapi dan pembawaannya tenang beda jauh sama aku. Kalau dia lagi bosen di kantor atau pas lewat deket galery kadang dia mampir, kadang beli sesuatu, kadang ya cuma ngobrol aja. Maklum tidak ada yang menunggu dia dirumah. Biasanya kalau kami mulai ngobrol. aku ajak dia masuk ke ruang tengah. ngopi disitu. Dengan Hendry ini, kuperhatikan istriku seperti senang kalau dia datang. Bahkan kalau aku bercerita tentang Hendry, istriku tampak bersemangat mendengarkan dan kadang menimpalinya. Berbeda bila yang datang atau aku bercerita tentang teman yang lain. Sebagai lelaki yang seharian selalu bersama dengan dia selama bertahun tahun , tentunya aku tahu ada perubahan sedikit sekalipun pada istriku. Bagaimana perasaanku? Ini yang menarik. Ada memang rasa cemburu, tapi apa ya memang aku ini orang yang terbiasa melihat segala sesuatu secara out of the box ya. Perasaan cemburu itu bercampur dengan perasaan bergairah yang menyebabkan justru ingin “pamer istri" ke Hendry ----- Kejadian Pertama. Sore itu Hendry mampir ke galery. Seperti biasa aku ajak dia masuk ke ruang tengah, dan kubikinkan kopi. Tak lama terdengar pintu kamar mandi terbuka. Kulihat istriku hanya pakai daster dan berkalung handuk. Aku tahu, handuk itu untuk menutupi dadanya yang tak ber BH. Istriku seolah kaget melihat Hendry, kubilang seolah kaget karena mestinya dari kamar mandi sudah bisa dengarlah suara kami. "Eh mas Hendry," istriku menyapa dan wajahnya tampak memerah. Sambil berlari kecil masuk ke kamarnya. Hendry kulihat cuma senyum kecil saja. Aku kok malah jadi agak terangsang. hahahaha. Lalu aku panggil istriku. "Sebentar mas ganti baju dulu," jawab istriku. Halah. "Sudah, sini, kayak sama sapa saja," kataku sedikit memaksa. Kulihat Hendry acuh saja sambil mainan gadgetnya. Istriku keluar masih pakai daster dan berkalung handuk. "Sini, kayak sama sapa saja. Hendry dah kayak saudara kita, masak pakai malu malu segala." kataku walau intonasinya tenang tapi dadaku bergemuruh aneh. Istriku kemudian duduk disampingku, wajahnya agak tenang, tapi masih memerah. "Halah, pakai handuk segala, kayak abang sopir saja," kataku sambil menarik handuknya. "Eh mas, aku ndak pakai BH lho!" kata istriku, tampaknya dia sudah mulai menguasai dirinya. "Ya ndak papa to, wong hendry paling ya sering nonton BF. paling ya kayak gitu aja ,hahaha" kataku mencairkan suasana dan kami tertawa bersama "Ini ndak pakai daleman semua lho Hend hahaha," aku ingin melihat reaksi Hendry. Hendry cuma tersenyum dan ketawa. "Iya to mbak?" tanya dia pada istriku. istriku tertawa sambil menutupi mulutnya. "Iya mas. Lha ini dipanggil kesini ya ndak sempet,” kata istriku. Baru mendengar dialog gitu aja, aku dah terangsang berat anjriiiit hahahaha. Sepanjang ngobrol, kulihat wajah istriku seperti senang dan beberapa kali menghela nafas seperti menahan sesuatu. Waktu menjelang malam dan Hendry akhirnya pamit. Mungkin mobil Hendry baru berjalan 2 meter, bahkan keluar gerbangpun belum sepenuhnya, istriku menarik aku ke dalam dan seperti kehausan ia mencium bibirku. Ia melepas celanaku seperi tak sabar dan kemudian melepas bajunya sendiri. Aku diterlentangkan dilantai. Penisku belum sepenuhnya tegak sudah dimasukkan kevaginanya dan dia menggerakkan pantatnya dengan sangat bernafsu. "Kamu senang, bisa tanpa daleman di depan Hendry?" tanyaku sambil nyengir dan menikmati goyangannya. Istriku hanya tersenyum ditahan lalu segera menciumi bibirku sambil pantatnya yang awalnya bergerak maju mundur kini bergerak ke atas bawah, sampai terdengar suara benturan antara pantatnya dan pahaku. ----- Kejadian Kedua. Tampaknya hendry juga menyukai peristiwa itu karena 2 hari kemudian dia datang lagi ke galery. Alasannya cari lampu gantung. Padahal biasanya dia telpon dulu kalau mau nyari barang. Tapi ndak papa, aku menikmatinya. Saat dia datang, istriku sedang tidur di kamar. Setelah mengajak Hendry masuk ke ruang tengah, aku masuk kamar. Maksudku ingin membangunkan istriku agar membuatkan kopi. Tapi aku berubah pikiran setelah melihat istriku tidur dengan posisi memeluk guling dan daster yang tersingkap hingga pantat semok nya yang dibungkus cd krem tampak jelas. Akhirnya aku keluar kamar dan segngaja pintu tidak kututup sempurna dan pasti dari posisi duduk Hendry akan langsung tampak kaca rias yang memantul tepat pada istriku yang tidur dengan daster berantakannya. Aku pura pura tak acuh saja duduk menghadap Hendry seolah tidak sadar. "Wah mas, pintu kamarnya belum ditutup tuh," kata hendry. Aku pura pura kaget. "Oh iy," lalu aku jalan perlahan menuju kamar dan menutup pintunya. Dalam hatiku, lumayanlah beberapa detik juga dapat paha dan pantat. Hahaha. Waktu aku menutup pintu aku melihat mata istriku walau tertutup tapi bergerak. Dan dari gerak nafasnya aku tahu dia sudah bangun. Lalu aku mendekati istriku dan kubisikkan ditelinganya. "Halah, ndak usah nggaya, kamu sudah bangun to?" aku berbisik sambil cekikikan. istriku tetap pura pura tidur tapi lubang hidungnya kembang kempis. "Tak suruhnya Hendry lihat kamu lagi ya?" kataku. Istriku langsung berubah posisi, menutupi mukanya dengan bantal. "Halah.. gayamu," aku cekikian sambil ngacak ngacak rambutnya. ----- Kejadian Ketiga Awalnya saat kami habis ML, seperti biasa istriku tiduran. Saat posisi dia meluk guling aku potret dia dari belakang sehingga tampak utuh punggung, pantat, sampai ujung kakinya. Istriku menoleh. "Eh. kok di foto?" kata istriku "Iya, mau kukirim ke Hendry," jawabku. Istriku ketawa. "Ada-ada aja kalian ini," lalu dia meneruskan tidurnya. Aku kembali memotret beberapa kali yang akhirnya kukirim ke Hendry. "Siapa nih mas?" jawab Hendry diujung sana. "Siapa lagi.. istriku lah hahaha" jawabku. "Guilaaaaakkk!!!! Hahaha.. ini mbak tahu ndak?" tanya Hendry. "Tau.. katanya amal buat bahan kamu onani," jawabku asal. "Kalian emang pasangan gendeng hahahaha" Hendry kembali membalas. "Halaah.. wong kamu senang aja" Lama hendry ndak menjawab. "Iya sih, bagus juga badannya mbak..heheheh.." jawab hendry kemudian. Habis itu tak adalagi chat. Tampaknya dia sedang onani. ----- Kejadian Keempat Apa ya, mengurusi aku itu melelahkan ya, hingga istriku itu rutin memanggil mbok mbok pijat untuk memijat dia. Tapi aku pernah membaca sebuah artikel, memang walau yang memijat itu perempuan ada sensasi kecil pada perempuan kalau ia di pijit dan seperti biasa saat dipijit, istriku tak memakai apa apa, selain cuma kain untuk menutupi badannya. Itupun hanya menutupi bagian yang tidak dipijit dan ia suka dipijit di ruang tengah, sambil melihat (mendengarkan?) tv. Hendry datang saat istriku dipijit langsung kuajak masuk saja ke ruang tengah. Mbok pijitnya agak kaget, ia berusaha menutupi bagian paha istriku yang terbuka. "Dah ndak papa mbok, ini adiknya istriku kok," kataku pada si mbok. Si mbok kemudian mangut mangut. Istriku yang posisinya tengkurap, menoleh sebentar ke kami, lalu ia senyum dan kembali ke posisi semula. Lalu kuajak Hendry duduk di tikar disamping istriku. Ngobrol bentar lalu. "Aku tinggal kebelakang dulu ya, Hend temani ngobrol 'mbakmu'," kataku pada Hendry sambil mataku mengedip memberi kode. Hendry melongo seolah bingung. Gayaaanya, padahal aku tau dia senang. Aku tinggal mereka bertiga di belakang rumah, untuk menyiram pohon cabe istriku. Aku sangat bergairah, apalagi dari belakang ada jendela untuk mengintip mereka. Dari jendela kulihat mereka sudah mengobrol dengan hangat. Memang awal kulihat istriku yang aktif dulu, mulai dari pertanyaan pertanyaan yang kemudian dijawab oleh Dendry dan kemudian ditimpali istriku dan berakhir dengan tertawa bersama. Tampaknya mereka sama sama menikmati. Karena posisi istriku masih tengkurap, kulihat mata Hendry beberapa kali mencuri pandang ke paha istriku yang sedang di pijit si mbok. Juga ke punggung istriku dimana payudara istriku yang menyembul sedikit. Aku jadi ikut terangsang. Padahal telanjangnya istriku aku sudah sering lihat tapi entah mengapa kali ini aku jadi ikut terangsang melihat penampakan tubuh istriku sendiri, mengintip di rumah sendiri pula. Hahahaha... konyol ya, tapi itu fakta yang kurasakan. Dan adegan yang kutunggu tunggu akhirnya tiba dimana posisi istriku terlentang. Tampaknya istriku ingin memberi ruang luas pada Hendry, karena selama dipjit terlentang istriku memejamkan mata. Ia tak ingin Hendry sungkan untuk melihat tubuhnya. Aku tak melewati sedetikpun adegan ini. Dari mulai simbok memijit kaki, lalu lengan dan terkahir leher. Saat mulai memijat dada tangan simbok menelusup di balik kain, lalu kudengar istriku bilang. "Sudah mbok, dilepas saja kainnya, ini adik sendiri kok," katanya sambil tetap memejamkan matanya. Lalu mbok membuka kain yang dikenakan istriku. Walah istriku telentang telanjang bulat didepan Hendry yang kulihat mukanya memerah. Lalu istriku memulai obrolan dengan matanya yang tetap terpejam. Si mbok mulai memijat payudara istriku, sementara paha istriku pelan pelan sedikit mengangkang. Istriku ingin menunjukkan vaginanya kepada Hendry. Wow! penisku menegang! Lalu pijatan dimulai lagi dibawah, bagian panggul dan perut. Hendry tampak beberapa kali menahan ludah. Adegan demi adegan pijat itu membuat aku benar benar terbakar hasratku dan setelah 20 menitan, acara pijat selesai. Istriku ke kamar mandi dan Hendry ngobrol dengan si mbok. Aku segera kembali kedepan. Tak lama Hendry pamit. Saat menjabat tanganku, ia berbisik. "Makash mas." Aku tertawa. Aku masuk ke ruang tengah dan kulihat si mbok sudah duduk di kursi sambil minum kopi. Aku tak tahan lagi. Begitu istriku keluar kamar mandi, langsung kutarik dia ke tikar tempat ia tadi dipijit. Aku sudah tak peduli dengan si mbok. Aku langsung menelanjangi istriku dan menarik dia untuk menindihku. Diapun tampaknya sudah sangat 'panas'. Vaginanya sudah basah kuyub sehingga mudah bagiku untuk memasukkan penisku. Ia menggoyang sambil mengerang dan mendesah agak keras. Lalu taklama kemudian dia merubah posisinya ke posisi favoritnya, yaitu doggie. Aku menghujamkan penisku dan mulai memompa istriku sambil menjambak sedikit rambutnya. Aku terlentang kembali dan istriku menindihku tapi dalam posisi terlentang juga. Entah apa dalam pikirannya, mungkin ia sedang membayangkan Hendry menindihnya dariatas karena ia tampak bersemangat sekali. Aku kemudian merasa istriku tiba tiba orgasme. Meregang dan mengerang. Segera setelah ia ia selesai mengerang, aku membalikkan badannya. Kuangkat kakinya dan kemudian menindihnya. Saat mulai merasa orgasme, aku melirik kulihat simbok senyum senyum saja memperhatikan kami berdua. Lalu aku mencabut penisku dan mengocoknya di wajah istriku. Setelah itu aku lemas menindih istriku. Sesaat kami berpelukan. Lalu istriku bangkit dan memakai kainnya. Masuk kamar dan keluar membawa sejumlah uang. "Maaf mbok, dah ndak tahan," kata istriku pada si mbok. Si mbok bangkit menerima uang. "Ndak papa mbak. Dah biasa," jawabnya sambil tersenyum. ----- Sejujurnya aku belum berani untuk hard swinger. Kalaupun ada, mungkin tak bergeser jauh dari bayangan saja. Tapi tak berani melakukan langsung. Aku merasa tak sanggup untuk melihat istriku disentuh laki laki lain. Tapi dengan "pamer" istriku ini, aku sudah merasa sangat senang, dan jujur aku merasa kehidupan seks kami menjadi sangat bergairah. Ini kusampaikan ke istriku…dan ia menyetujuinya.

31,240 views1 comment

Recent Posts

See All

Nikmatnya BDSM

Aku adalah seorang dosen pasca sarjana yang mengajar dan memberi seminar di mana-mana. Aku tinggal di Bogor dan hidup cukup bahagia...

Kalung Hitam Pembawa Nikmat

Aku masih berbaring telentang di atas tempat tidur, dengan mata tertutup, sesuai permintaanmu. Masih mengenakan atasan kuning dan bra...

1 commento


nomorketigalagi
18 giu 2020

Cerita yg lain kapan update nya nih? Dah lama ngk nambah². Haha

Mi piace
bottom of page